SILATBAR DAN MATA PENA -AKU

Alhamdulillah acara silaturahim akbar hari ini terlaksana dengan lancar dan yang sangat mengagumkan adalah peserta yang membeludak, jauh diluar perkiraan kami sebelumnya. Padahal dengan persiapan yang sangat singkat.

Benar ternyata jika suatu event di hendel langsung oleh orang yang sudah berpengalaman maka akan sangat efisien waktu yang digunakan meski dengan jumlah panitia sekedarnya dan panitia yang lebih sering sibuk dengan kegiatanya masing-masing.

Dilain kondis ada regu kecil pencinta seni yang akhirnya gagal tampil dalam acara ini. Mata pena namanya, padahal wacana ini atas usul ku yang sudah jauh-jauh hari menyampaikan pada ketuanya “nanti kita tampil yuk waktu silatbar” dan setelah komunikasi panjang akhirnya sah lah hiburan kali ini dibawakan oleh mata pena.

Aku sebagai pencetus wacana dan anggota tua dalam regu ini jelas merasa bertanggung jawab atas penampilannya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama mati ditelan libur, grup kami kembali berisik dengan ajakan-ajakan agar kembali muncul dipermukaan. Alakulihal meski pada akhirnya penapilan dibatalkan karna waktu yang sempit. aku tetap bahagia karna akhirnya rindu akan lingkaran kecil kami terbalas sore ini, bahagia melihat tingkah-tingkah lucu mereka saat latihan dan mengekspresikan peran. Dulu aku pernah disana, sama seperti mereka, bahkan jauh sejak belum berada di tanah ujung depok ini.

“dan baru kali ini rasanya aku tertawa bahagia saat sedih melanda, aku sering tersenyum saat sedih bahkan kesal hadir. Tapi kali ini berbeda. Allah aku bahagia punya mereka. Terimakasih telah menghibur hati pilu sore ini”

Ini cerita lain dibalik agenda sore ini, mungkin sudah beberapa kali rasanya aku lakukan ini, meski akhirnya air mata sering tak terbendung diakhir malam. aku lebih memilih tetap disini dengan agenda ku meski ummi dan abi datang dan mengajak pergi.

ya Allah mungkin aku yang salah, ga bisa milih prioritas dan kewajiban mana yang harus lebih dulu aku tunaikan. Maafkan karna akhirnya banyak panggilan yang tak terjawab dan telfon yang terputus karna sok sibuknya aku.

Aku tak tau seperti apa nyatanya, tapi rasanya sampai saat ini aku tetap anak kecil dimata ummi dan abi yang semua kegiatan ku hanya main-main saja. Karna memang tak akan berdampak pada ummi dan abi. Jadi ingat semester lalu aku pernah nangis sesenggukan menceritakan ini ke ka iam dan akhirnya aku menyusul kehadiran ummi dan abi ke bekasi malam hari setelah semua agenda di kampus selesai. “datanglah, mungkin ummi rindu” begitu katanya.

Kali ini awalnya ku fikir sudah tak apa jika tak bertemu karna malam sebelumnya aku sudah menolak untuk di jemput karna hari ini kuliah dan ada acara. ternyata sore ini ummi nelfon berkali-kali dan tak terangkat karna mode hp yang silent. Sampai sebuah pesan mendarat di wa “angkatlah telfon ummi” setelah dihubungi kembali, akhirnya aku harus terima memang belum saatnya ketemu ummi dan abi, karna besok pagi sudah harus kembali ke pekanbaru dan sore ini harus mengunjungi engkong ke bekasi.


fiamanillah ummi abi :) sehat-sehat ya disana. inab baik-baik aja kok disini

“dewasalah, kamu bukan anak-anak lagi.”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SILATBAR DAN MATA PENA -AKU"

Posting Komentar