Pacaran, Jangan


Beberapa hari lalu seorang teman lama (latar belakang konvensional) membuka diskusi tentang hubungan antara laki-laki dan permpuan, soalnya dia lagi di combalingin buat nikah, Katanya. Aku bilang kalau dia mau nikah ya nikah, kalau pacaran. Jangan. Terus dia nanya,

“nab, kamu belum pernah pacaran?”

“iya”

“sekalipun belum pernah?”

“belum, engga, doain aja”

Semua manusia normal pasti pernah kan ngerasain yang namanya jatuh cinta? Suka sama orang? Pasti pernah. Aku juga pernah. Tapi kenapa ga pacaran? Pertanyaanya adalah “buat apa pacaran? Apa tujuannya?”

Mau ada yang perhatiin? Mau ada yang telfonin setiap hari? Mau ada yang teraktirin? Mau ada yang bisa di ajak jalan terus? Mau ada yang ngertiin dan dengerin keluh kesah kamu? Buat apa coba? Atau buat diputusin?

Dari semua alasan yang mungkin dipake sama mereka yang pacaran aku udah nemuin solusinya dan it’s batter then all. Ada yang perhatiin, ada yang selalu bisa diajak jalan, ada yang neraktirin, ada yang selalu mau dengerin keluh kesah, ada yang selalu harus dibalas pesannya. Aku sudah menemukan semuanya, di Organisasi. Bersama orang yang bernama teman. Itu sebabnya aku suka aktif dibanyak organisasi. Kalo aku bosan sama organisasi A aku bakal pindah ke B, kalo bosan lagi pindah lagi ke C. Tapi biasanya bukan karna bosan. Lebih sering karna pada sibuk dan ga ada yang bisa diajak main. Makanya harus punya banyak opsi temen main. Sampe kadang kalo mau main bingung mau ngajak temen yang mana dulu.

Masalah hati, itu urusan beda. Kadang rasanya lucu. Hati kamu ga tenang ketemu orang, tapi Cuma kamu sendiri yang tau. Capek, kaya naik gunung. Tapi seru aja. Kata orang-orang mencintai dalam diam. Haapalah itu.

Engga-engga. Aku lebih suka hati yang tenang tanpa ganguan apapun, setelah 20 tahun menjaga hati tanpa pacaran, kadang kalo tiba-tiba hatinya lagi diberantakin sama seseorang aku suka protes ke Allah. “bisa ga sih sukanya sama Allah aja?” kadang juga aku sering ngebatin “oh, selama 20 tahun menjaga hati, Cuma sampe sini harga pengorbanan 20 tahun kamu? Berhenti dan putus ditengah jalan karna orang kaya gitu?”

Yang harus kalian tau adalah, menjaga hati itu bukan sesuatu yang mudah. Sulit. Bahkan tidak tertandingi dengan kesulitan mendaki gunung manapun. Apalagi kalo ada orang yang sering banget jahatin dengan pesan-pesan sok perhatian dan kata-kata sok manisnya. Kira-kira, perempuan mana coba yang ga baper? Dikasih ini itu, ditanyain terus, snap storynya dikomen terus. Cuma aku jadi mikir, kalo aku yang bukan siapa-siapanya dia aja berani dia gituin, apa alasan dia ga berani ngelakuin itu semua ke perempuan lain? Ga ada. Jadi ga usah baper.

Dan akhirnya Allah jawab semua yang dulu sering aku pertanyakan. Kenapa abi ga suka aku punya temen laki-laki? Kenapa dulu kenal aja ga boleh? Aku udah tau sekarang. Laki-laki yang berusaha menaklukan hati perempuan bukan lewat jalur pernikahan adalah laki-laki jahat, dan satu lagi perempuan yang mau aja dipacarin itu perempuan yang bodoh.

Ini serius dan beneran aku udah tanya sendiri dengan pelakunya (yang pacaran) waktu itu aku tanya, kenapa sih pacaran? Buat apa? Kebetulan dia laki-laki. Dia bilang ya mungkin sekarang masih karna nafsu. Dan bodohnya cewenya berharap banget mau di nikahin padahal si cowo ga mau kasih kepastian bakal nikahin apa engga. Tapi macarin mau. Masuk akal ga sih? Sungguh kebodohan dunia yang tidak masuk akal.

Dan yang harus kalian tau, kehidupan rumah tangga itu tidak hanya berlandaskan cinta. Mau dibawa kemana bahtera rumah tangga jika cinta sudah hilang diterpa ujian? Menyelesaikan pernikahan? Kan ga masuk akal.

Terus temen aku nanya lagi, gimana sama orang yang ga kenal, ga pacaran, terus nikah? Tapi akhirnya cerai juga? Menurut ku Itu masalahnya bukan karna proses pacaran atau engga, tapi pada kesiapan keduanya untuk saling menerima. Atau mungkin tujuan pernikahannya yang belum benar. Maka menikahlah saat kamu sudah punya alasan dan tujuan kuat untuk menikah. Jangan hanya karna besarnya cinta.

Dari sana akhirnya aku perlahan belajar, bahwa prinsip hidup itu adalah keharusan yang dimiliki setiap orang. Dari penglihatan ku, orang-orang yang punya aktifitas keren dan hidupnya produktif untuk orang banyak adalah mereka yang ga kenal istilah pacaran. Waktunya habis untuk melakukan hal-hal bermanfaat, menekuni kegemarannya kemudian menjadi prestasi yang membanggakan orang tua dan orang-orang disekelilingnya.

Orang-orang keren seperti ini pasti akan menemukan pendaping hidup yang keren juga, maka mereka-merekalah nanti yang akan merubah peradaban kita menjadi lebih keren. Karna hidupnya penuh prinsip dan punya tujuan.

Coba kamu timbang hal baik dan hal buruk apa yang kamu dapat dari pacaran, HTSan atau apapun namanya. Jika timbangan buruknya lebih banyak, maka tinggalkan. Sibukkan dirimu dengan berkarya, agar masa muda tidak sia-sia.

Tapi beda buat kamu yang udah pernah makan bangku pesantren dan tau banyak dalil tentang menjaga hati, menundukan pandangan, zina dan lainnya. Kalau kamu masih pacaran dan deket-deketan ama yang bukan mahrom itu namanya kamu mangkir dari peringatan Allah. Atau mungkin kamu belum faham betul asas syariat islam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pacaran, Jangan"

Posting Komentar