“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
Saat masih duduk di tingkat satu semester dua, saya di berikan tugas oleh dosen Management untuk membuat workbook “proposal hidup untuk Allah” banyak hal yang saya rancang dalam buku itu salah satunya adalah akan menjadi apa saya beberapa tahun kedepan. Di sana tersedia beberapa kolom keahlian dan di antara banyak keahlian, saya harus memilih satu hal untuk expert di bidang itu. Dan dia antara banyak hal itu saya memilih untuk expert di bidang tulis-menulis.
Kenapa menulis? Sejujurnya saat ini pun saya sadar bahwa kemampuan menulis saya masih sangat jauh dari kata baik. Jika di ulas kenapa menulis? Sejak duduk di bangku SMP saya sangat tertarik dengan dunia sasta dan tulis-menulis. Karna, sejak kecil orang tua saya membiasakan saya dengan aroma buku. Saya masih ingat, dulu saat saya barhasil menamatkan membaca satu ensiklopedi “Muhammad ku” saya akan di berikan apresiasi pertambahan uang saku sebesar 1.000 rupiah, hal ini yang akhirnya menjadikan saya dekat dengan buku dan terobsesi untuk mejadi seorang penulis.
Untuk menghujutkan mimpi itu, salah satu langkah kecil yang saya ambil adalah menjadi seorang blogger. Di tahun 2013 pertama kali saya menyentuh dunia blogging. meski saat itu saya masih sangat buta tentang dunia blogging. blog hanya saya jadikan sebagai sarana untuk menceritakan keseharian saya dan presentase membukanya pun dapat di hitung dengan jari.
kemudian seiring berjalannya waktu saya mulai memahami seluk beluk dunia blogging.
Menjadi blogger itu tidak hanya sekedar bisa nulis, tapi juga harus bisa mengamati, harus punya refrensi, harus bisa berkomuniksi verbal, harus bisa membaca situasi, harus bisa membangun relasi, harus pintar memanajemen waktu, harus bisa memilih kata dan banyak hal lainya. Di sisi lain, dunia bloggging juga meliputi keterampilan untuk mengatur tampilan blog agar enak dibaca. Maka dari itu seorang blogger juga harus memiliki seni dalam mengatur tamplt blognya. Bahkan dunia blogging pun kini banyak di jadikan sarana untuk mencari penghasilan, baik dengan cara adsens ataupun dengan mengikuti kontes SEO dan menulis.
Bagi saya menjadi seorang blogger memiliki keistimewaan tersendiri, karna lewat dunia blogging saya bisa berbagi banyak hal tentang apa yang tidak bisa saya ceritakan langsung pada orang-orang, blogging itu erat kaitanya dengan kehidupan. dari sana juga saya belajar berargument dan berpendapat tentang apa yang terjadi di sekitar saya. blog itu adalah media pembelajaran, media merekam jejak kehidupan, dan media untuk menjadikan kita tetap hidup di luar usia biologis kita.
Belajarlah sebanyak-banyaknya, berjalanlah sejauh-jauhnya, dan jalinalah relasi seluas-luasnya. semua itu tidak akan menjadi apa-apa jika kau tidak menuliskanya.
Singkatnya, hal yang melatar belakangi saya untuk menjadi seorang blogger adalah karna obsesi saya yang pernah saya tuliskan dalam proposal hidup saya pada Allah, bahwa saya akan expert di dunia tulis-menulis. Berangkat dari latar belakang apapun orang-orang menjadi seorang blogger, jadilah blogger yang cerdas dan mencerdaskan.
“Saya menulis bukan hanya untuk dunia, tetapi juga demi akhirat saya.”
― Helvy Tiana Rosa
#selamatharibloggernasional
0 Response to "Memaknai Dunia Blogging"
Posting Komentar