Terbangun diawal Desember adalah hal yang meresahkan bagi mereka yang harus menyelesaikan deadline akhir tahun atau akhir bulan. Sabtu itu, saat aku sadar bulan telah berganti lagi. kesal dan menyesal rasanya, sudah 3 bulan ternyata proses penyusunan skripsi ini berjalan. Tapi hingga akhir tahun, hingga dibulan yang kabarnya adalah bulan pendaftaran sidang. Skripsiku belum juga menunjukan kemajuan yang signifikan.
Saat itu hari Selasa 28 November aku kontak lagi objek penelitian, menanyakan kepastian kapan aku bisa wawancara GM untuk kelangsungan bimbingan bab 1 dengan dospem 2. Setelah magrib pesanku baru dibalas. Beliau bilang, kemungkinan tanggal 3 atau 4 Desember InsyaAllah. Karna kebetulan ditanggal 3 aku harus ikut filedtrip wajib matakuliah ke Purwakarta, ku konfirmasi untuk bisa wawancara ditanggal 4.
Sabtu 1 desember, pagi-pagi aku sudah berkutat didepan laptop dengan lembaran-lembaran fatwa untuk membedahnya menjadi poin-poin penilaian dan pertanyaan, sebenarnya membedah fatwa ini sudah beberapa hari lalu aku kerjakan, hanya tidak kunjung selesai, hingga tidak sadar, sudah awal Desember saja. Belum rampung aku mengerjakannya jam sudah menunjukan pukul 12.20. kumatikan laptop, siang itu ada agenda wajib yang harus aku ikuti dikampus.
Minggu dan Senin agendaku sedang padat-padatnya, pergi setelah subuh dan pulang selepas isya. Setibanya dirumah sudah tidak bernafsu ingin menyentuh skripsi. Meski beberapa kali menyempatkan membuka lapotop jika ada waktu luang, meski akhirnya tidak tersentuh juga.
Tepat hari Selasa, tanggal 4 Desember. Kebetulan hari itu dospem 1 ku yang super sulit ditemui sedang ada dikampus. Rencananya setelah dari objek aku akan langsung bimbingan. Seperti hari-hari sebelumnya, jika akan bimbingan, pagi-pagi sekali aku sudah menyentuh skripsi dan mengirimkan beberapa data yang aku butuhkan ke fotokopian dekat kampus. Jam 9.30 aku sudah rapi, sudah mengirim data yang akan diprint. Setibanya di fotokopian ku cek wa. Ada pesan masuk dari objek ku. isinya, permintaan maaf, sebab GM sedang sakit dan belum bisa di wawancarai, nanti dikabari lagi kapan waktu wawancaranya. Jeger! “aku ga jadi wawancara” ucapku refleks sambil cemberut, didengar oleh abang fotokopi yang kemudian menertawakan. Ku salin pesan dari Objek ku lalu mengirimkannya ke grup daftar sidang “lagi di uji nab” balas seorang teman. Setiap orang emang punya ujiannya masing-masing ya. Jalanin aja.
Awalnya ku fikir setelah Selasa itu adalah hari-hari tenang untuk merampungkan bab 4 dan 5 beserta revisi-revisinya kemudian terbitlah sidang, ternyata tidak semudah itu ferguso!. Tidak salah memang, kemampuan kita manusia hanya sampai pada usaha, realisasi dan hasilnya Allah yang tentukan. Hari itu aku tidak ada jadawal kuliah, karna jarak rumah dan kampus cukup jauh, aku memutuskan untuk kekampus, dengan cepat aku meruntun agenda-agenda yang bisa aku lakukan disana. Menyambangi perpus, nongkrong dikantin menghabiskan buku bacaan kemudian bimbingan. Lalu pulang.
Saat bimbingan, masalah objek yang belum di acc oleh dospem dua ku masih hangat untuk dibahas oleh dospem satu “bukan begitu analisa berfikirnya, objek kamu ini benda mati. Gak aple to aple kalo dianalogikan dengan mahluk hidup bla..bla..bla” dan cukup panjang. Akhirnya aku pulang mengantongi catatan revisi. Meskipun dospemku ini beda pendapat dan beda tahap penyelesaian skripsinya, aku sudah membuat pola fikir yang baru dari seblumnya, ya jalanin aja ikutin dua-duanya. Kalo lagi sama dospem 1 ya begini, kalo lagi sama dospem 2 ya begitu. Yang penting bimbingan terus dan ada kemajuan walaupun dikit-dikit.
Hari rabu terbitlah tawaran mendaki ke papandayan, 3 orang sekaligus diwaktu yang berbeda, ujiaan ujiaan, kamu harus kuat nab. Meskipun sempat terfikir, gausah dijadiin bebanlah skrpisinya. Jalanin aja apa yang bisa dijalanin, kalo mau main sok main. Hemm,, tapi.. aku urungkan.
Kamis, aku chat lagi objek, berusaha benegosiasi, bagaimana jika beberapa informai yang sangat aku butuhkan dijawab via chat saja, tapi nanti akan tetap wawancara sesuai waktu yang disediakan oleh objek sendiri. “saya forward ke GM ya mba semoga bisa” siang setelah kuliah aku memutuskan untuk pulang. Karna jika pulang sedikit sore saja, hujan pasti akan turun dengan selownya hingga malam. Dan aku harus menunggu cukup lama untuk bisa pulang.
Siang itu hujan sudah mulai hadir meski terlihat malu-malu, pun sama dengan matahari yang sesekali sinarnya bergantian dengan rintik hujan. Dihalaman belakang, masih dengan pakaian lengkap saat kuliah, aku selesaikan tilawah yang terpotong saat kuliah tadi. Tiba-tiba ada telfon masuk “objek” aku diam beberapa detik. Lalu kuangkat telfon itu. Setelahnya aku bingung harus menjelaskannya mulai dari mana, perasaanku campur aduk. Yang menelfon adalah manager marketing dan langsung diserahkan kepada General Manager, lalu berlangsunglah wawancara beberapa menit itu, dan terjawablah kebutuhanku untuk bimbingan BAB 1 dengan dospem 2, selain itu wawancara lanjutanku di sambut baik oleh GM, dan beliau minta agar aku mengirim bahan-bahan yang aku butuhkan untuk wawancara. Senang sekali ! seusai telfon dimatikan. Aku melirik tas yang membungkus laptop. Tiba-tibaku ingat nasihat seorang teman.
Segala kemudahan-kemudahan yang kita dapati itu sebab Allah yang mudahkan.
Aku urungkan untuk segera menyentuh revisian skripsiku. Aku buka lagi quran mungil itu melanjutkan tilawahku yang belum selesai.
Tidak ada hal selain syukur atas kebaikan-kebaikan yang telah kita peroleh, bahkan pada hal-hal yang dimata kita tidak baikpun. Seharusnya tetap bersyukur. Karna Allah yang sudah jamin. Akan aku mudahkan, akan aku tambah (nikmat)nya bagi yang mereka yang bersyukur.
Jadi, kalo dapat satu kemudahan atau kebaikan atau apapun namanya, segera gantikan dengan satu amalan. Begitu.
Tulisan petualangan skripsi kedua ini sudah aku rencanakan sebelum kabar baik ini kudapat dan akhirnya benar-benar kutulis saat revisi skripsi selesai dan setelah bimbingan dengan dospem 2, kabar baiknya lagi aku diizinkan mengerjakan bab4 :)
Selamat menunggu kelanjutan petualangan skripsiku !
0 Response to "Petualangan Skripsi (2)"
Posting Komentar