Purwakarta kota persinggahan

Saya lebih senang menyebut kota ini dengan panggilan, kota persinggahan, karna letaknya yang berada di tengah-tengah antara Bandung dan Jakarta di tambah dengan keadaan saya yang untuk sekarang berstatus pesinggah untuk beberapa waktu yang cukup lama,

Mari kita cek, dalam kurun waktu dua minggu di sini, apa saja yang saya ketahui tentang Purwakarta.

Purwakarta adalah kota dengan mayoritas penduduk bersuku sunda. kalau saya lihat dari berbagai aspek, kota kecil ini sangat kental dengan budayanya, sama sekali gak ada efek dari jakarta yang metropolitan dan bandung yang fasionable, Purwakarta tetap tumbuh menjadi kota yang berbudaya, bisa di lihat dari pakaian anak-anak sekolahnya yang menggunakan Seragam berupa atasan kebaya dan bawahan batik, dan pakaian hitam, kaya orang mau latihan silat. terus juga, bisa di lihat dari banyak bangunanya yang masih terlihat kuno, kayak di kota tua. terlebih selama saya ada di sini, pingiran jalan purwakarta di hiasi dengan janur kuning dan berbagai pernak-pernik dari anyaman rotan, yang melambangkan kebudayaan setempat.

Di sini ada tempat yang namanya alun-alun lokasi di mana banyak anak mudanya nongkrong, dan ada waduk jati luhur, gunung lembu, gunung bongkok yang berkisar 1000 mdpl sederet wisata alam yang bisa kita kunjungi. sekali lagi, meskipun berdekatan dengan dua kota besar di atas, jangan tanya di mana Mall yang bisa kita jumpai kayak dua kota di atas. tempat perbelanjaan terbesarnya adalah Ramayana, yang kalau saya bilang itu belum bisa di sebut Mall, terus ada Pelangi Plaza, yang berlokasi gak jauh dari kediaman saya, ada pasar jummah pusatnya penjualan pakaian dan satu lagi pasar rabu, pasar yang benar-benar pasar. Just that guys, gak ada bioskop di kota persinggahan ini, kalo mau nonton mending jalan ke Bandung apa ke Jakarta aja sekalian.
buat referensi teman-teman yang suka hunting, saya suka banget sama stasiunya, karna ada bertumpuk gerbong tua yang menghiasi pinggiran stasiun.


Buat saya Purwakarta termasuk dalam kategori kota panas, tapi gak kaya tempat tinggal saya sebelumnya di Pekanbaru. Purwakarta emang panas, tapi No polusi. di sini, mau jalan sejauh apapun, pakaian kita gak bakal bau asap. Prok..prok..prok.. Nilai plus buat Purwakarta,

Dan seputar penduduknya, pernah gak berinteraksi dengan orang sunda? Apa yang kalian rasain? Keramahan? Kesopanan? Dan kesantunan? Yap ! Begitulah banyaknya yang saya rasakan di sini, mulai dari yang kecil, yang muda dan yang tua, Alhamdulillah selama beberapa minggu menetap di sini, belum ada kesan buruk buat penduduk asli setempat.

Tapi, satu hal yang saya sayangkan, berderet-deret toko besar di pingiran jalan kotanya, rata-rata adalah milik Cina. Kemana orang pribumi yang harusnya merdeka hidup di tanah sendiri? Semoga ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua, bahwa tanah ini adalah milik kita, seharusnya kita yang menguasai dan mengolahnya, bukan bangsa lain.

Tapi di sisi lain, buat saya Purwakarta sudah sangat luar biasa, karna sukses menjadi kota yang mempertahankan dan melestarikan budaya para leluhurnya.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • Merbabu day 1  9 Agustus 2018, Awalya Hilmy bilang perjalanan akan dimulai pukul 10 Pagi dengan titik kumpul pasar sapi. Ternyata hingga pukul 9 m… Read More...
  • Gunung Gede "Keberangkatan" Aku percaya pada satu titik jenuh seorang mungkin harus berhenti, barangkali merenung tentang apa, kenapa dan bagaimana agar kembali m… Read More...
  • Merbabu day 2 Merbabu 10 Agustus 2018, Perjalanan dimulai lagi jam 11 siang, trek perjalanan kali ini bertambah ekstrim dengan banyak tanjakan pasir.… Read More...
  • Merbabu day 4 Aziz, Faqih, Hilmy, Ayu, Aku, Igoy, Rama 12 Agustus 2018, Usai solat subuh aku dan Ayu kembali masuk ke tenda, untuk meringkuk lagi dal… Read More...
  • Merbabu day 3 11 Agustus 2018, Pagi harinya. Masih jam 5, Ayu sudah membuka tenda lebih dulu, keluar pergi entah kemana, Faqih sedang solat didepan ten… Read More...

0 Response to "Purwakarta kota persinggahan"

Posting Komentar