Selamat Hari Raya idul fitri 1437 H, Saya selaku owner sebutirpasirdarisurga.blogspot.co.id mengucapkan تَقَبَّلَ اللّهُ مِنّاَ وَ مِنْكُمْ تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ mohon maaf lahir dan batin buat teman-teman yang lagi baca tulisan ini, buat rekan-rekan blogger jakarta yang jadi sekolah non formal saya, buat semua blogger dan readers indonesia.
Kebanyakan orang memproklamirkan Hari Raya adalah hari kebahagiaan. pertanyaannya adalah, benarkan Hari Raya adalah hari kebahagiaan?
Hematnya kenapa hari Raya di sebut hari kebahagiaan, adalah karena pada waktu itu orang-orang akan saling kunjung-mengunjungi, dengan pakaaian apik nan menawan, saling menebar senyum, saling bermaaf-maafan dan suatu keluarga akan berkumpul bersama saling berbagi cerita tentang tanah rantau buat yang merantau atau ada sebagian orang yang bahagia karna menjadikan moment ini sebagai ladang mempertebal dompet wkwk :v karna kalo lagi lebaran gak jaman namanya Pelit :P
Nah, saya akan mengambil sampel dari beberapa Rumah orang dalam, yuu cek it out...
Pagi-pagi ibu rumah udah mondar-mandir nyiapin ini-itu, mulai dari sarapan penduduk rumah, siapin baju ketua suku, siapin baju wakil suku, ngebangunin ade-kaka yang tiap di panggil melek trus ngatup lagi matanya. Riweh sendiri deh pokonya. ga berapa lama mondar-mandir itu berubah menjadi kicawan dan semua penduduk rumah mulai resah dan beranjak meninggalkan kesibukan masing-masing untuk mempersiapkan diri menuju lapangan solat ied.
Pukul 7.00 kicawan mulai berubah menjadi saling kicaw berkicaw, dan eng-ing-eng beberapa bibir mulai maju ke permukaa.
dan, pulang solat ied kepala suku udah kedatangan tamu aja, bapak-bapak tetanga sebelah. ibu rumah masih seperti biasa, mondar-mandir selesain pekerjaan ini dan itu, wakil suku kembali pada posisi nyaman di depan layar tebar radiasi, kaka-ade gajet bashor chat sana-sini, cantik sikit ckrek cantik banyak ckrek cantik banget ckrek gak cantik-cantik ckrek-ckrek-ckrek *sampe cantik :D
Dan kejadiaan ini berlanjut sampai malam :V
di mana letak bahagianya?
Jawabanya adalah = di captionnya
Ewkwkwk engga sih, saya mah ngaco doang.
Tapi, cerita punya cerita. Bercermin pada fenomena di atas dan menyamakan dengan julukan lebaran itu sendiri menurut saya nyambung-nyambung aja sih,coba kita jabarkan.
Satu Syawal itu di juluki dengan hari yang Fitri karna dosa-dosa kita telah di hapuskan pada bulan Ramadhan (bagi yang ngapusin dosa, yang engga ya kaga :V) jadi manusia ibarat seperti bayi lagi, (suci bersih dari dosa.) –versi orang luar
Tau kah teman-teman perasaan bayi?
bayi itu tidak memiliki perasaan. –versi saya
(karna saya ga pernah dengar ada orang bilang “kamu mikirin ga sih gimana perasaan bayi ini?”)
Jadi jika dikerucutkan
Lebaran = suci seperti bayi
Bayi = tidak memiliki perasaan
Jadi, buat yang lebaranya datar-datar dan biasa-biasa aja kaya saya ya berarti itu tandanya jiwanya kembali seperti bayi dan sukses mengFitrikan kembali dirinya.
Jadi ceritanya CurCol wkwk, gapapa lah wong ini rumah saya. pendapat itu hak segala bangsa, hanya ingin membahagiakan diri sendiri saja.
Sebenernya buat saya pribadi, Rasanya sama aja kaya hari-hari biasanya. karna saya selalu berbahagia ya jadi setuju aja kalo hari raya hari yang berbahagia. nanti kalau hari pendidikan namnya juga hari berbahagia, kalau hari pahlawan juga berbahagia, jadilah bahagia selama-lamanya.
time is same, Cuma gimana kita menanggapinya. buat yang ga pulang mudik tenang aja, aku pada mu ({})
Karna Allah Cuma kasih dua pilihan (bersabar atau bersyukur)
So, buat yang bahagia jangan lupa bersyukur. Buat yang gak bahagia ya sabar aja.
0 Response to "Bagaimana Rasanya ?"
Posting Komentar