Ini yang mau aku ceritain kemarin di grup tapi ga jadi, karna keburu ga mood nulisnya panjang-panjang di room whatsapp.
sebelumnya, aku ga mau nyindir siapa-siapa. jadi ga perlu kesindir, aku cuma mau cerita. itu aja !
Dua sore yang lalu, tepatnya tanggal 6 september 2017 aku bertegur sapa dengan seorang teman dan sedikit ngobrol yang ga penting sebenarnya.
“abis ngapain?” tanya ku
“ini abis kumpul sama maba buat sosialisasiin sahabat asuh”
“ohh, cepet ya, jam segini udah bubar aja.”
“iya, biasa maba. pada ontime banget” katanya. Udah percakapannya segitu aja.
Mahasiswa baru di SEBI emang biasanya selalu antusias dengan acara-acara yang diagedain ormawa ataupun KBM, makanya setiap ada acara di awal semester baru, peserta acara pasti membeludak. kebanyakan mahasiswa barulah yang hadir dan tepat waktu pula. Mahasiswa lama? Ada. Cuma bisa dihitung jari.
Lalu disemester berikutnya perlahan mulai terjadi krisis peserta di kajian-kajian sore. Apapun. Dan mulai terjadi pemunduran jadwal kedatangan peserta.
Aku berkaca dari kajian sore tanggal 7 september 2017 lalu, harusnya acara dimulai jam 4 sore dan saat peserta berdatangan, ruangan masih dalam kondisi dibersihkan. Hingga peserta membeludak diluar menunggu ruangan siap dipakai. Dan akhirnya acara terlambat dimulai.
Menurut ku, hal itu yang akhirnya membuat mindset mahasiswa baru berubah “ah paling telat ntar acaranya” dan mulailah budaya “datang terlambat” dibiasakan.
dan aku sadar ini budaya negatif yang dibiasakan oleh kita para kaka tingkat yang punya kuasa atas berjalannya acara termasuk aku. Lalu dikemudian hari akhirnya kita menyalahkan peserta yang sediit, tanpa kita sadar padahal dulu di awal kita yang mencontohkan (keterlambatan).
Aku jadi ingat yang sering di ucapin sama presma, tentang amal jariah dan dosa jariah. Jangan-jangan kita salah satu orang yang menjadi pen(support) budaya terlambat dan menjadi contoh bagi yang lain. Inalillahi, Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, atas kesalahan yang sering tidak kita sadari.
Dan hal lain yang pengen aku ceritain adalah, tentang kita orang-orang yang sering kumpul rapat tapi selalu terkendala oleh peserta rapat yang selalu datang terlambat. Seolah apa yang akan bicarakan di rapat itu bukan urusan “Aku” . Padahal organisasi tidak akan berjalan baik jika hanya fikirkan oleh sedikit dari bagian organisasi itu.
Kita yang sering ngasih pemahaman, kita itu ibarat kereta, ibarat bahtera atau apapun namanya. Yang sedang berjalan menuju satu tujuan yang sama. Masing-masing kementrian punya peran dalam perjalanan ini, ada yang jadi ban, ada yang jadi mesin, ada yang jadi baut, ada yang jadi minyak dan lainnya.
Kalau bagian-bagian itu hilang dalam perjalanan, jelas celakalah semua penumpang. Aku tau semua staf ahli di organisasi ini sudah faham dengan ini. Jadi ga perlu di ulang berkali-kali.
Tapi kenapa? Seolah kita merencanakan kecelakaan dalam perjalanan ini. Dengan jarangnya kita hadir dalam rapat-rapat penting kita. Setidakknya berkabar dan sampaikan apa yang harus diketahui yang lain.
Aku hanya takut kebiasaan buruk kita (terlambat) yang akhirnya menular pada yang lain dan yang tanpa kita sadari ini menjadi jalan terjerumusnya kita ke neraka. Karna kita gak tau entah perihal apa yang akan menjerumuskan kita ke neraka.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk teman-teman yang selalu memberi keteladanan yang baik buat aku pribadi yang masih juga sering datang terlambat, makasih buat teman-teman yang tetap bertahan meski yang lain mundur, yang tetap ada meski yang lain hilang, yang masih terjaga saat yang lain tertidur. Semoga Allah gantikan sakit (hati) dan lelahnya dengan pahala yang berlipat.
makasih juga udah baca ceritanya :)
no sakit hati-sakit hati ya :))
kalau mau salah-salahan, aku aja yang salah. maafiin pokonya.
sebelumnya, aku ga mau nyindir siapa-siapa. jadi ga perlu kesindir, aku cuma mau cerita. itu aja !
Dua sore yang lalu, tepatnya tanggal 6 september 2017 aku bertegur sapa dengan seorang teman dan sedikit ngobrol yang ga penting sebenarnya.
“abis ngapain?” tanya ku
“ini abis kumpul sama maba buat sosialisasiin sahabat asuh”
“ohh, cepet ya, jam segini udah bubar aja.”
“iya, biasa maba. pada ontime banget” katanya. Udah percakapannya segitu aja.
Mahasiswa baru di SEBI emang biasanya selalu antusias dengan acara-acara yang diagedain ormawa ataupun KBM, makanya setiap ada acara di awal semester baru, peserta acara pasti membeludak. kebanyakan mahasiswa barulah yang hadir dan tepat waktu pula. Mahasiswa lama? Ada. Cuma bisa dihitung jari.
Lalu disemester berikutnya perlahan mulai terjadi krisis peserta di kajian-kajian sore. Apapun. Dan mulai terjadi pemunduran jadwal kedatangan peserta.
Aku berkaca dari kajian sore tanggal 7 september 2017 lalu, harusnya acara dimulai jam 4 sore dan saat peserta berdatangan, ruangan masih dalam kondisi dibersihkan. Hingga peserta membeludak diluar menunggu ruangan siap dipakai. Dan akhirnya acara terlambat dimulai.
Menurut ku, hal itu yang akhirnya membuat mindset mahasiswa baru berubah “ah paling telat ntar acaranya” dan mulailah budaya “datang terlambat” dibiasakan.
dan aku sadar ini budaya negatif yang dibiasakan oleh kita para kaka tingkat yang punya kuasa atas berjalannya acara termasuk aku. Lalu dikemudian hari akhirnya kita menyalahkan peserta yang sediit, tanpa kita sadar padahal dulu di awal kita yang mencontohkan (keterlambatan).
Aku jadi ingat yang sering di ucapin sama presma, tentang amal jariah dan dosa jariah. Jangan-jangan kita salah satu orang yang menjadi pen(support) budaya terlambat dan menjadi contoh bagi yang lain. Inalillahi, Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, atas kesalahan yang sering tidak kita sadari.
Dan hal lain yang pengen aku ceritain adalah, tentang kita orang-orang yang sering kumpul rapat tapi selalu terkendala oleh peserta rapat yang selalu datang terlambat. Seolah apa yang akan bicarakan di rapat itu bukan urusan “Aku” . Padahal organisasi tidak akan berjalan baik jika hanya fikirkan oleh sedikit dari bagian organisasi itu.
Kita yang sering ngasih pemahaman, kita itu ibarat kereta, ibarat bahtera atau apapun namanya. Yang sedang berjalan menuju satu tujuan yang sama. Masing-masing kementrian punya peran dalam perjalanan ini, ada yang jadi ban, ada yang jadi mesin, ada yang jadi baut, ada yang jadi minyak dan lainnya.
Kalau bagian-bagian itu hilang dalam perjalanan, jelas celakalah semua penumpang. Aku tau semua staf ahli di organisasi ini sudah faham dengan ini. Jadi ga perlu di ulang berkali-kali.
Tapi kenapa? Seolah kita merencanakan kecelakaan dalam perjalanan ini. Dengan jarangnya kita hadir dalam rapat-rapat penting kita. Setidakknya berkabar dan sampaikan apa yang harus diketahui yang lain.
Aku hanya takut kebiasaan buruk kita (terlambat) yang akhirnya menular pada yang lain dan yang tanpa kita sadari ini menjadi jalan terjerumusnya kita ke neraka. Karna kita gak tau entah perihal apa yang akan menjerumuskan kita ke neraka.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk teman-teman yang selalu memberi keteladanan yang baik buat aku pribadi yang masih juga sering datang terlambat, makasih buat teman-teman yang tetap bertahan meski yang lain mundur, yang tetap ada meski yang lain hilang, yang masih terjaga saat yang lain tertidur. Semoga Allah gantikan sakit (hati) dan lelahnya dengan pahala yang berlipat.
Sekali lagi, kita tidak tau entah perihal apa yang akan menjerumuskan kita ke neraka, maka hindarilah dosa sekecil apapun.
makasih juga udah baca ceritanya :)
no sakit hati-sakit hati ya :))
kalau mau salah-salahan, aku aja yang salah. maafiin pokonya.
0 Response to "Baca aja ya"
Posting Komentar