Setelah pendaftaran sidang gelombang 1 semester 7 ditutup. Informasi dari pihak akademik tanggal 28-1 february adalah jadwal sidang seluruh mahasiswa yang mendaftarkan tugas akhirnya. Ternyata jadwal sidang baru keluar ditanggal 28 Januari dan saat keluar namaku dan 2 orang lainnya tidak ada. Katanya masih menunggu konfirmasi Dosen. Tanggal 29 jadwal sidangku keluar. Hari Kamis, 31 Januari 2019 jam 08.00. Dihari rabu 7 orang teman kelas mengikuti proses persidangan, aku ikut melihat salah satunya setelah diizinkan. Kalo diliat-liat biasa aja, asal bisa jawab semua pertanyaan dosen penguji. Dari beberapa cerita teman yang lain juga alhamdulillah biasa juga. Semuanya lulus dengan revisi.
Malam hari sebelum sidang aku latihan disalah satu kamar seorang teman yang kebetulan sedang pulang kampung. Disela-sela latihan anak teh Dewi yang baru berusia hampir 2 tahun masuk berlari-larian didalam kamar. Aku diam, pasrah, memperhatikan anak itu. Menghentikan latihan yang masih berantakan. Temanku masuk memungut anak itu lalu menutup pintu. Rasanya latihan malam itu tidak maksimal, durasi waktu masih terlewat dua menit, penyampaian masih belepotan. Sebelum jam 10 malam aku sudahi latihannya. Lalu tidur. Jam 02.00 aku bangun, pagi-pagi itu aku masih malas untuk menyentuh skripsi, aku rebahan sambil mengingat-ngingat susunan poin penyampaian saat sidang nanti. Akhirnya azan subuh berkumandang. Selepas solat, al-matsurat dan tilawah aku kembali membuka laptop mencoba mengatur waktu presentasi lagi. setelah dilihat-lihat ternyata slideku belum sempurna makanya aku bingung nyambungin narasi kertas dengan slide, ada beberapa tabel yang terkesan terlalu meloncat pembahasanya. Saat itu sudah pukul 06.00, aku masih merombak isi slide. Setelah slide selesai aku siap-siap ke kampus.
“cil, kayanya aku gajadi pake laptop kamu. Aku pake punyaku aja” ucapku sambil merapikan isi tas.
“pake punyaku aja nab, kayanya ga ada colokan deh disana.” Berhubung laptopku batraynya bocor, yasudahlah aku bawa punya kicil. Sambil nunggu laptop nyala buat mindahin slide presentasi, aku ngeluarin motor.
“Sarapan dulu nab” sahut emak dari dalam rumahnya.
“takut telat mak hehe” aku masuk lagi, diluar terdengar motor dipanaskan, pasti bapak yang memanaskannya. Tiba-tiba emak datang dengan segelas air putih hangat
“nih, biar enakan perutnya”
“wahh terimakasihhh emakk” aku raih gelas berisi air hangat itu. Baik sekali 😊 setelah menghabiskan minuman, aku segara berangkat.
Aku tiba dikampus pada pukul 07.30 setelah memarkir motor aku berjalan ke masjid, ingin duha terlebih dahulu, khawatir malah tidak sempat atau terlupa jika ditunda nanti setelah sidang. Ternyata saat aku tiba diruang sidang ruanganya masih kosong, padahal tinggal 5 menit lagi jam menunjukan pukul 08.00. aku menunggu sambil mempelajari lagi skripsi dan bahan presentasi. Karna tadi tukaran laptop aku jadi lupa bawa chargeran, lupa juga bawa kotak pensil yang aku taro dimeja kamar. Akhirnya aku turun ke akademik meminjam pulpen. Lalu naik dan disuruh mempersiapkan laptop dan lainnya. Pukul 08.10 seorang dosen penguji datang, beberapa menit kemudian datang dosen penguji yang satunya. Masih kurang satu orang dosen penguji lagi.
“kita mulai aja ya, khawatir ngaret setelahnya” kata ketua penguji. Setelah sidang dibuka dan diberitahukan peraturan dan penilaiannya, aku dipersilahkan untuk presentasi. Saat itu aku sama sekali ga gerogi, ga gugup, ga takut. Biasa aja kaya lagi presentasi dikelas, ternyata aku selesai presentasi selama 11 menit. aku juga ga nyangka, bisa jadi cepet banget. Padahal aku ga latian bener-bener. Latian juga gagal terus. Kemudian masuklah sesi tanya jawab. Pertanyaan dari dosen satu berhasil aku jawab dengan baik, pastinya dengan catatan beberapa revisi. Saat dosen satu selesai dengan pertanyaan-pertanyaannya, dosen penguji satu lagi baru datang. Kini sempura 3 orang dosen penguji dihadapanku. Ketua sidang penguji mengambil alih memberi pertanyaan terlebih dahulu, aku jawab dengan baik dan dengan catatan revisi. Tanpa sama sekali aku gugup. Alhamdulillah.
Nahh setelah ini nih krowditnya 😯 beliau ini memang dosen yang teliti dan super perfectsionis kalo ngasih tugas. Aku juga ga ngeh ternyata di judul aku ada typo. Kurang huruf “n”. Kesalahan kedua aku ga buat transkrip wawancara jadi narasi dan masukin ke dalam skripsi. Karna dari dua skripsi kaka tingkat yang aku jadin contoh mereka ga buat gituan juga 😭 hasil wawancaranya kan udah aku narasikan dengan bahasa ilmiah di BAB 4, kesalahan ke 3 aku Cuma masukin penelitian terdahulu 2 buah. Katanya misikin data. Padahal dipanduan TA ga ada ketentuan harus berapa. Aku masukin cuma yang kira-kira sesuai doang, sebelumnya aku masukin 5, tapi karna aku rasa ga begitu sesuai bahasannya akhirnya aku hapus 😧 di landasan teori tentang wisata syariah juga ada bahasan wisata dalam pandangan Qur’an dan Sunnah sebelumnya dengan jumlah halaman yang cukup banyak. Tapi kufikir terlalu mengulang-ulang pembahasan, terus aku hapus 😧 kesalahan ke 4 karna aku ga observasi dihari jum’at, katanya hari jum’at itu hari yang kursial buat seorang muslim. Aku terima atas kritikan bobot tulisan yang mungkin dianggap masih kurang jurnal tapi buat ga bawa bukti penelitian, ya Salam sedihhhh akutuu. Kemaren temen-temenku yang sidang ga ada yang ditanyaain bukti. Beliau bilang gini :
Nahh setelah ini nih krowditnya 😯 beliau ini memang dosen yang teliti dan super perfectsionis kalo ngasih tugas. Aku juga ga ngeh ternyata di judul aku ada typo. Kurang huruf “n”. Kesalahan kedua aku ga buat transkrip wawancara jadi narasi dan masukin ke dalam skripsi. Karna dari dua skripsi kaka tingkat yang aku jadin contoh mereka ga buat gituan juga 😭 hasil wawancaranya kan udah aku narasikan dengan bahasa ilmiah di BAB 4, kesalahan ke 3 aku Cuma masukin penelitian terdahulu 2 buah. Katanya misikin data. Padahal dipanduan TA ga ada ketentuan harus berapa. Aku masukin cuma yang kira-kira sesuai doang, sebelumnya aku masukin 5, tapi karna aku rasa ga begitu sesuai bahasannya akhirnya aku hapus 😧 di landasan teori tentang wisata syariah juga ada bahasan wisata dalam pandangan Qur’an dan Sunnah sebelumnya dengan jumlah halaman yang cukup banyak. Tapi kufikir terlalu mengulang-ulang pembahasan, terus aku hapus 😧 kesalahan ke 4 karna aku ga observasi dihari jum’at, katanya hari jum’at itu hari yang kursial buat seorang muslim. Aku terima atas kritikan bobot tulisan yang mungkin dianggap masih kurang jurnal tapi buat ga bawa bukti penelitian, ya Salam sedihhhh akutuu. Kemaren temen-temenku yang sidang ga ada yang ditanyaain bukti. Beliau bilang gini :
“penelitian deskriptif kualitatif itu adalah kamu mengumpulkan subjektifitas-subjektifitas dilapangan dan mengolahnya menjadi suatu yang objektif, lalu kamu bisa gambarkan apa yang kamu lihat saat penelitian kepada kami semua yang ada disini, hingga kami bisa melihat juga apa yang kamu lihat. Caranya dengan apa? Bukti lapangan. Hanya saat ini diruang sidang ini kamu bisa membuktikan itu semua kepada kami. Jika kamu tidak bisa membuktikannya berarti penelitian kamu ini gagal. Saya tidak mau kamu hanya bisa menyuguhkan hasil yang bagus, tapi saya mau kamu bisa menyuguhkan proses yang bagus juga. Jadi kamu gagal ya? Penelitian kamu ini tidak layak uji. Kamu bisa merestar sidang disemester 8”
Ya Allah bapak, cuma karna gabisa liatin bukti masa kudu ngulang semester 8? Disana aku udah mulai ga enak hati. beliau bisa sekali meyakinkan “Gagal ya penetitiannya, gak layak uji ya? Kalau ga diulang nilai kamu jelek gapapa? Ini harus renovasi besar-besaran” ya pertanyaan macam apa itu?? Sudahlah mataku berkaca-kaca, akhirnya tumpah 😭. Aku udah ga ngeh lagi beliau ngomong apa. Nangis tapi Cuma setetes-tetes doang. Sedihh banget sejujurya aku tu. Tapi sebenernya ga pengen nangis 😭 padahal dulu liat orang-orang ada yang disidang nangis aku mikir “kenapa sih bisa sampe nangis kalo disidang itu?” ternyata ada dosen-dosen begini nih yang bikin ga kuat. Udahlah beliau panjang lagi penjelasannya, serasa lamaaa banget jadinya aku diruangan sidang. Ga berani liat dua dosen lainya aku, malu 😶. Akhirnya selesailah sesi si dosen yang berhasil membuat aku menangis. Lalu aku diminta keluar buat tunggu hasil pengumuman. Diluar sudah ada beberapa teman satu kelas, kaget mereka liat aku nangis, dari semua teman yang sidang kemaren ga ada yang nangis. Aku tu jarang banget nangis, mau momen apapun, dulu disemester dua, ada temen kita meninggal, waktu yang akhwat-akhwat nangis aku engga, kalo ada muhasabah-muhasabah di acara BEM, acara pondok, acara kelas, orang-orang nangis. Aku engga. Sampe-sampe dalam setahun tuh bisa diitung jari aku nangis karna orang dan diliat orang. Semakin tumpah air mataku, tapi sambil ketawa. Mereka minta cerita, aku belum sanggup ceritainnya, hasil sidang juga belum ketauan lulus apa engga. Beberapa menit kemudian disuruh masuk lagi intinya lulus, dengan renovasi. Iya terserah bapak deh. Toh formnya revisi tulisannya bukan renovasi. Aku keluar lagi sambil bawa kertas pernyataan siap merevisi skripsi selama satu bulan. Semua yang sidang pasti dikasi kertas ini, karna setelah sidang musahil jika tidak ada revisi.
Setelah aku, yang sidang adalah seorang teman laki-laki satu kelas, namanya Sansan aku semangati dia sebelum masuk, meski masih sambil apus-apus air mata. Aku dan teman-teman yang lain nungguin dua teman lagi yang bakal sidang, sansan dan copa. Dan mereka berdua sama kejadianya juga sama aku. si Sansan ini karna cowo kali ya gengsi dia nangis tapi waktu keluar ruangan udah pias mukanya. “saan jangan nangis” kata temen-temen cewe. Dia langsung balik badan, mengusap mata terus balik lagi jongkok deket aku cerita kejadian didalam. Kalau copa didalam dia ga nangis, pas keluar pintu langsung jongkok tumpah tangisnya. Allahuu, aku ga jadi malu deh karna nangis. Emang korban di uji sama beliau begini semua. Kata temanku tadi sebelum copa masuk si bapak penguji yang buat aku nangis bilang gini “itu siapa yang tadi pertama sidang? Seneng saya itu nyidang dia” 😭 meni tega.
Setelah kami bertiga selesai sidang, si bapak yang memang sebenarnya sangat ramah, baik hati, care sama mahasiswa, abiabel, aku juga suka diajar beliau meskipun tugas-tugasnya buat istigfar terus, bahkan banyak mahasiswa yang jadiin beliau pembimbing bayangan karna ilmunya masyaAllah banget. Oia beliau ini namanya pak Demi, beliau ngasih wajengan ke kita-kita anak bisnis sebelum pulang, aku terlambat datang ke lingkaran itu terus diakhir beliau tanya.
“Nab kamu kenapa tadi nangis?”
“terharu saya pak” jawabku asal
“saya juga terharu liat kamu nangis” aihh tegaa tegaa tega.
Dan esok harinya, jam 07.00 beliau mereplay story wa ku yang tulisannya gini “terimakasih kepada semua pihak yang terlibat”
“sama-sama 😁” beliau ini ngesave semua kontak mahasiswa yang pernah dia ajar MaaSyaaAllah kan :’) padahal orang penting super sibuk.
“Ya Allah pak 😭. jadi kapan saya bisa bimbingan dengan bapak?” beliau jabaarkan jadwal bisa ditemui dimana setiap harinya jika mau, dan bisa kapanpun via WA “siap pak” jawabku sambil nyengir. Lalu beliau balas lagi.
“kapan komprenya? setelah nyidang zainab, saya baru tau beberapa hal hehehe”
“hari senin pak” “ya Allah saya cengeng ya pak 😂🙈”
“gak. Malah kata kawan-kawan kamu orangnya strong. Nah karena itulah, sepertinya kawan-kawan liat saya jadi tambah serem. Afwan ya sebelumnya” setelah itu nanya pula apa yang berkesan dari disidang dengan beliau? Ingin ku jawab semuanyaaaaaa paak!! Kata temanku beliau juga ngereplay strorynya dia yang ngepost foto aku sansan dan copa. Beliau bilang “Bahagia pernah menjadi bagian proses pembelajaran mereka 😀 ”
Sampe sore masih shock aku digituin meskipun akhirnya aku tau kalo disidang sama beliau emang bakal begitu kejadiannya. But, Alhamdulillah. Skripsinya tinggal revisi, pengennya selesai didua minggu bulan Februari ini, supaya bisa main dulu akunya sebelum pulang. Kudu ekstra kejar-kejaran lagi sama dosen. One step closerlah plus sama ujian komprenya nanti hari Senin. Semoga ga ada drama-drama yang kaya sidang skripsi lagi ya :’)
Buat temen-temen yang masih usaha nyelesein skripsi, kejar-kejar dosen, cari data. Tetap semangat ! Percayalah, itu hanya proses yang pasti akan terlewati. kalo nanti disidang ketemu sama dosen-dosen yang nguji mental, gapapa. itu bakal jadi kenangan yang ga bakal kamu lupain. kamu punya pengalaman yang lebih seru dari mereka-mereka yang lempeng aja proses sidangnya *beladiri. 💚
Buat temen-temen yang masih usaha nyelesein skripsi, kejar-kejar dosen, cari data. Tetap semangat ! Percayalah, itu hanya proses yang pasti akan terlewati. kalo nanti disidang ketemu sama dosen-dosen yang nguji mental, gapapa. itu bakal jadi kenangan yang ga bakal kamu lupain. kamu punya pengalaman yang lebih seru dari mereka-mereka yang lempeng aja proses sidangnya *beladiri. 💚
0 Response to "Petualangan skripsi (4) "
Posting Komentar