Guntur dan El-ahsan



17-18 Maret 2018

Untuk yang ke-3 kalinya aku menginjakkan kaki lagi di gunung yang kata orang-orang duplikatnya semeru. 3 kali? Banyak yang nanya, ga bosen? Jawabannya engga. Aku pernah bilang, ga peduli jalan kemananya walau sampai berkali-kali, yang penting dengan siapanya.

Well, sebenernya pingin banget nanjak karna si kecil Zila, teman pertama nanjak yang buat satu angkatan dan dua keluarga heboh. Tapi ala kulihal, Zila malah ga jadi ikut nanjak. Kecewa, jelas. Tapi ga bisa dipaksain, kalo aku juga ga ikut, jadi ga enak sama temen-temen yang lain. Karna seperti yang sudah-sudah, aku dalang dari pendakian ini.

Satu hal yang buat aku seneng dipendakian ini, dari 6 pendakian lainnya, ini kali pertama aku solat berjama’ah full selama pendakian. Walaupun kadang berjama’ah Cuma berdua, tapi ini keren, buat aku. Meski harus diajak-ajakin satu-satu, di bangunin dan di panggil-panggilin dulu.

Yang buat pendakian kali ini menarik bukan karna view, perjalanan dan betapa kerennya seluncuran guntur. Tapi interaksi sama temen-temen el-ahsan. seneng aja, banyak nostalgia dan cerita-cerita tentang masa lalu dan kenapa sekarang bisa jadi kaya kita yang sekarang ini.

Pernah ada yang bilang, kok bisa sih nab temen-temen kamu baik semua sama kamu? Read (temen-temen ikhwan el-ahsan) aku bilang, iya. Mereka semua baik kalo jadi temen, solid, ga perhitungan, perhatian pula. Tapi cukup sebagai teman. Karna kalo udah ada rasa-rasanya, mereka jadi jahat, eh katanya sih (be*at). Kaya selogan yang mereka buat, (sebejat-bejatnya teman. Tetap teman).

Ramadhan tahun lalu, aku pernah bilang kan. Sejauh apapun aku pergi, rasanya teman tempat kembali itu ya sama kalian, el-ahsan. Sekalipun awalnya ga kenal, ga dekat. Tapi rasanya kita udah kaya keluarga, kalo udah ngumpul bareng, yang beku pasti jadi cair.

Terimakasih juga, sudah mengingatkan bahwa aku orang yang egois dan suka memaksakan diri. Secara ga langsung, kalian bilang, ga boleh gitu. Iya, banyak yang harus dirubah dari sikap ku, sama. kalian juga, banyak yang harus dirubah.

Aku Cuma mau bilang, tetaplah begini, jadi teman yang baik. Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Guntur dan El-ahsan"

Posting Komentar