Heart Note

              
  Sekiranya malam tak mengusir cahaya mentari, mungkin hingga kini tak ku jumpai indahnya gemintang malam. Sama saat waktu telah berkata, bahwa kita bukan satu, kini. dan aku tak akan bilang selamanya. mungkin nanti waktu berkata lain. Jauhnya bukan karna jarak, diamnya bukan karna marah, engganya bukan karna tak layak. Entah apa pantasnya di sebut perumpamaan kata ini.

Bodohnya ku nanti sebuah jawab atas pertanyaan yang tak pernah ku lontarkan. Bukankah sebuah kesiaan ku nanti harap dari seorang manusia? Aku tau, dan berkali-kali ku yakinkan diri. Tapi mengapa seolah kata bahkan sapa itu adalah sebuah harap tanpa berujung balas. Penantian Sekian lama yang mungkin takan dapat terungkap.

Pernah kau dengar bahwa alam memiliki sebuah energi penyampai pesan, penyambung rasa, peluah rindu? Bila tidak, dengar kan sedikit kisah ku tentang energi kosmos alam ini. Ia akan menyampaikan pesan yang di rasakan seorang manusia pada manusia lainya bahkan benda, sinyalnya tak pernah salah jika tersampai. Ia tak butuh media untuk meyuratkan rasa. Energi pada diri kita akan menyatu pada energi alam dan ia akan bekerja dengan sendirinyan sesuai dengan apa yang kau rasa. Luar biasa bukan? Aku percaya energi alam takan salah menyampaikan pesan. Tuhan menciptakanya dengan sempurna tanpa campur tangan manusia.

Menyampaikan pesan pada alam, aku takan mendapat balas. Tak apa, setidaknya cukup dengan kau juga merasa, ada seorang yang sekian lama ingin berkomunikasi dengan mu, walau hanya menyampaikan sedikit kata.

Aku tak ingin bermain rasa, masih terlalu dini bukan? Teman selamanya adalah teman. Tapi, sudah cukup ku rasa. Kita hidup bersama, kau punya tawa, begitupun aku. Bahagia kita, selamanya masih seputar masa remaja.

Sekian kali ku nasehati diri, jalani, jalani, jalani. Pahit-manisnya mereka tetaplah rasa, mungkin nanti akan indah, saat kita telah mampu menyempurnakan rasa, tanpa berlebih pada satu sudut, pahit- atau manis kah. Bilapun rasa itu tak dapat melebur, pahitnya akan mejadi penguat, manisnya akan menjadi penyemangat.

Tetaplah di sana, jadi dirimu selamanya. Aku juga akan tetap berada pada prinsip yang sedari dulu ku pegang. Setidaknya tawa kita dulu adalah cerita. Ya, sebuah kisah klasik untuk masa depan.


*spamspamspam! 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Heart Note"

Posting Komentar