Merbabu day 1

 9 Agustus 2018, Awalya Hilmy bilang perjalanan akan dimulai pukul 10 Pagi dengan titik kumpul pasar sapi. Ternyata hingga pukul 9 masih ada dua orang rekan lagi yang harus ditunggu kedatangannya dari Jogja. Keberangkatan menuju titik kumpul diundur hingga habis Zuhur, dan ternyata lagi saat sudah masuk waktu zuhur masih ada yang harus dipersiapkan oleh para lelaki yang membawa carrier kulkas ke gunung. Pukul 13.38 kami belum juga beranjak dari rumah Aldo karna grab yang kami pesan menuju pasar sapi terjebak macet dan terpaksa harus di cancel dan dipesan ulang. Pukul 14.30 kami baru tiba dipasar sapi bergabung dengan rekan-rekan pendaki yang lain.

Kami tiba dibascamp suwanting pukul 15.50. melakuan registrasi, makan dan packing ulang menghabiskan waktu sekitar 30 menit. tibalah saat melakukan ritual wajib sebelum pendakian, melingkar dan berdo’a bersama. Setelah selesai berdo’a. “kita belum kenalan” ucap ku sambil nyengir ngeliatin ekspresi yang lain. Saat itu memang 2 orang dari rekan pendakian aku belum tau namanya, meski di perjalanan, mereka ngobrol dan saling panggil-panggilan. Saling berkenalan sebelum memulai perjalanan ada baiknya juga. Agar tidak canggung mau memanggil apa nanti dijalan.

Personil pendakian kali ini berjumlah 7 orang, 2 perempuan dan 5 laki-laki. (aku, Ayu, Hilmy, Rama, Aziz, Faqih dan Igoy) perjalanan dimulai pukul 16.20 dari bascamp. Untuk sampai ke gerbang pendakian memakan waktu 20 menit berjalan menanjak melewati rumah warga dan perkebunan sayur. Sampai digerbang pendakian kami istirahat sejenak, menormalkan jantung dan nafas yang mulai tidak karuan. setelah istirahat beberapa menit dan berfoto di gerbang pendakian. Kami melanjutkan perjalanan memasuki kawasan hutan dengan trek setapak menanjak.

Cahaya matahari mulai undur diri berganti gelap, ditemani sinar bulan yang tidak sampai menembus ke kedalam hutan untuk menemani perjalanan kami. Senterpun mulai dinyalakan. Semakin jauh kami berjalan, udara semakin sejuk menusuk tulang, jari-jari tangan mulai kaku memegang tanah dan dedaunan. Saat itu aku berjalan dibarisan kedua, dibelakang faqih. Semakin jauh, trek perjalanan semakin menanjak dan sesekali tanjakan tanah berpasir. Sudah disediakan tali untuk berpegangan disana. Kadang aku tertinggal jauh dari langkah faqih, dan dia selalu berhenti menunggu saat aku mulai jauh. Langkah-langkah kaki ku memang biasa begitu saat menanjak, sering gak kuat, manja dan sangat pelan. Ditambah banyak berhenti untuk mengistirahatkan nafas sebentar. Aku tidak sanggup harus mengikuti langkah faqih didepan. Dibelakang ku Ayu juga sudah terlihat kelelahan, terlebih Ayu seorang pemula. Berjalan cepat akan membuat tubuh kami para wanita semakin kelelahan. Sesekali pemandangan city light dan bebintangan menghibur hati yang bandannya mulai kelelahan. Rencananya kami akan nge-camp di pos 2. Dan estimasi waktu dari bascamp ke pos 2 menghabiskan waktu 2.5 jam. Sedangkan perjalanan kami sudah berlangsung selama 2.5 jam lebih. Diperjalanan ada rombongan lain yang sudah menggelar tenda sedikit menghalangi jalan setapak yang harus kami lewati. Dari obrolan teman-teman ku yang yang sudah pernah melewati jalur suwanting ini, harusnya pos 2 sudah terlewati dengan estimasi waktu yang dijalani. Bisa jadi kami memotong jalan yang mulai banyak cabangnya atau kelewatan karna sebelumnya ada kawasan cukup luas untuk mendirikan camp, namun tidak ada tulisan pos 2 disana.

Perjalanan masih berlanjut perlahan dan sampailah kami di pos yang kami fikir sudah terlewat. Pos 2. Lega sekali rasanya bisa sampai ditempat bermukim kami malam itu. Setelah istirahat dan minum kami mulai berkemas mendirikan tenda. Dengan sedikit debat-debat kecil diantara mereka tentang posisi tenda, karna kondisi tanah datar yang terpisah-pisah dan berjauhan. “jangan banyak teori ah, eksekusi” sebut salah satu dari mereka. Setelah tenda berdiri kegiatan selanjutnya adalah masak-masak.

Malam itu kami berencana akan melanjutkan perjalanan lagi esok hari jam 9 pagi setelah makan dan berbenah. Agar tidak kesorean sampai di tempat camp selanjutnya. ternyata esok harinya perjalanan kami ngaret hingga jam 11 siang. Kalau digunung memang tidak terasa siang sudah menjelang, karna suhu udara yang tetap dingin dan membuat kami bermalas-malasan untuk bersegera melakukan perjalanan.
Bersambung...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Merbabu day 1"

Posting Komentar